Waspada! Ketahui Bahaya Kejahatan Digital dan Cegah dari Sekarang!

Abad 21 menjadi gambaran betapa cepatnya laju perkembangan teknologi. Individu yang tak mampu adaptif bisa jadi terancam tenggelam di tengah situasi serba digital. Oleh karena itu, Kominfo RI, SiberKreasi, SahabatGuru, dan APKASI mencanangkan Gerakan Nasional Literasi Digital dengan menyelenggarakan Webinar Pendidikan.

Dec 12, 2021 - 06:30
Dec 13, 2021 - 02:56
 0
Waspada! Ketahui Bahaya Kejahatan Digital dan Cegah dari Sekarang!
Gambar oleh fancycrave1 dari Pixabay

Webinar yang diadakan daring melalui Zoom ini mengangkat tema “Transformasi Digital di Bidang Pendidikan Sebagai Bekal Penguasaan Kompetensi Abad 21”. Webinar yang diikuti oleh ratusan guru-guru Brebes ini mengundang beberapa narasumber inspiratif, di antaranya Direktur Lembaga Survei IDEA Institute Indonesia Dr. Jafar Ahmad, S.Ag., M.Si., Creative Head FOINIKS DIGITAL Adrie Wardhana, Manager Departemen Program XinWen MetroTV Hilda Rachmawati, S.P., MM., serta Dosen Institut Sains dan Teknologi Nasional ISTN Jakarta Ir. Daisy Radnawati, M.Si.

Sebagai narasumber pertama, Dr. Jafar Ahmad, S.Ag., M.Si. menyampaikan materi mengenai “Keamanan Digital”. Beliau menyampaikan, ada banyak sumber-sumber kejahatan di internet yang jarang kita ketahui. Pertama, penipuan online. Bagi yang suka belanja melalui e-commerce, diharapkan berhati-hati dengan tindak kejahatan ini. Jangan terlalu mudah untuk terbujuk promosi/iklan dari pihak yang kredibilitasnya diragukan.

Kedua, penipuan pishing. Ini adalah metode untuk melakukan penipuan dengan mengelabui target dengan maksud untuk mencuri akun target. Istilah ini berasal dari kata fishing/memancing korban untuk terperangkap dijebakannya. Phising bisa dikatakan mencuri informasi penting dengan mengambil alih akun korban untuk maksud tertentu.

Ketiga, malware. Ini merupakan perangkat lunak yang dibuat dengan tujuan memasuki dan terkadang merusak sistem komputer, jaringan, atau server tanpa diketahui oleh pemiliknya.

Keempat, bom e-mail. Kebanyakan dari kita pasti pernah menerima e-mail penawaran produk/jasa dari orang yang tak dikenal. Kejahatan bisa dilakukan dengan menyisipkan link berbahaya melalui pesan e-mail tersebut. Jika link itu diklik, korban bisa mendapatkan virus atau hal yang membahayakan perangkat laptop/komputernya.

Kelima, peretasan dan spamming media sosial. Penggunaan media sosial yang tinggi seperti membuka celah para pelaku kejahatan untuk melancarkan aksinya. Akun media sosial yang keamanannya lemah bisa dengan mudah diretas oleh orang yang tak bertanggung jawab. Lebih lanjut, Direktur Lembaga Survei IDEA Institute Indonesia ini memberikan tips agar akun media sosial kita tetap aman.

“Berhati-hatilah dalam mengunggah konten/story/apapun di media sosial. Jangan umbar informasi pribadi sembarangan, seperti nama ibu kandung, tanggal lahir, dan alamat pribadi. Kata sandi juga jangan buat yang mudah. Pastikan buat yang sulit dengan perpaduan angka dan huruf yang unik,” ucap Jafar Ahmad.

Selanjutnya, Jafar Ahmad meneruskan penjelasan sumber-sumber kejahatan yang lain sebagai berikut. Keenam, cyber stalking. Dengan meluasnya koneksi media sosial, bisa jadi ada orang iseng/berniat jahat yang menelusuri data digital kita di media sosial. Tanpa tahu tujuannya pasti, kita sekali lagi mesti bijak mengunggah informasi apapun di media sosial.

Ketujuh, cyber bullying. Ancaman ini menjadi salah satu yang sangat berbahaya.Orang bisa saja berubah karakter ketika sudah masuk ke media sosial, menganggap jika karakter dan etika tak diperlukan. Padahal, itu salah besar. Mau di dunia maya atau nyata, etika tetap perlu kita junjung agar tetap bisa berselancar maya dengan baik, tanpa menyakiti siapapun.

Kedelapan, identity theft. Suatu kejahatan untuk mendapatkan informasi pribadi kita dengan tujuan melakukan penipuan. Mereka bisa menggunakan informasi tersebut untuk mengajukan kredit, mengajukan pajak, atau mendapatkan layanan medis.

Kesembilan, ransomware. Ransomware artinya program tebusan, yaitu sebuah program jahat (malicious software) yang dapat mengunci, menghapus, dan mengambil data tertentu dari perangkat target. Pelaku kejahatan dapat menyisipkan ransomware ke dalam perangkat melalui beberapa trik, baik yang berbasis teknologi maupun social engineering. Setelah ransomware masuk ke dalam perangkat kita, program tersebut akan mengunci file, program, atau data digital lainnya. 

Dengan dampak bahaya yang cukup besar ini Jafar Ahmad menyatakan jika program studi di kampus yang bernama cyber security sangatlah dibutuhkan di masa depan. Mereka layaknya pahlawan masa depan yang akan menguatkan sistem keamanan digital.

Sebagai upaya menjaga keamanan, narasumber pertama pada Webinar Brebes tersebut menjelaskan langkah-langkah standar yang bisa kita lakukan, seperti menyimpan data rahasia secara offline, memeriksa keandalan situs web, menggunakan kata sandi yang kuat, menggunakan otentikasi dua faktor, menghindari tautan online yang mencurigakan, mewaspadai terhadap WiFi dan unduhan gratis, memeriksa kembali informasi online, dan mengamankan koneksi internet dengan VPN.

Sebagai penutup materi, Dr. Jafar Ahmad, S.Ag., M.Si. mengingatkan kepada para orang tua agar selalu terlibat dalam kehidupan maya anak-anaknya. Orang tua perlu tahu akun anak agar bisa turut mengawasi, terlebih untuk anak sekolah yang sudah mengenal teknologi sejak dini. Orang tua mesti tahu apa saja yang sering dicari oleh anak-anaknya di media sosial. Jangan sampai mereka mencari informasi bahaya/konten pornografi tanpa sepengetahuan orang tua.

ANIS SAFITRI

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Anis Safitri Menulis itu alternatif untuk menebar cinta kasih dan menjadikan dunia lebih baik. Instagram @irtifassina.