"Seperti Balapan di Sirkuit"

Aug 24, 2021 - 05:10
Aug 24, 2021 - 11:35
 0
"Seperti Balapan di Sirkuit"
Eko Yuliyanto, S.Pd.Si, M,Pd: Belajar kita sekarang seperti di sirkuit balapan [intanz-sg]

SahabatGuru - Pembelajaran di era pandemi lebih menantang jika dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka pada umumnya. Kondisi pembelajaran yang terjadi saat ini seperti sirkuit balapan. Penuh lika-liku. Butuh strategi yang pas. Di sinilah kreativitas dan inovasi para guru dipertaruhkan untuk tetap menciptakan pembelajaran yang dapat diterima oleh peserta didik.

SahabatGuru bersama dengan Yayasan Pendidikan Adiluhung Nusantara, Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Pemerintah Kota Lubuk Linggau serta Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia kembali mengajak guru di seluruh penjuru bangsa untuk mewujudkan hal tersebut. Hal ini diwujudkan dalam pelaksanaan webinar pendidikan yang diselenggarakan pada Selasa (24/08) siang tadi dengan tema “Urgensi Penguasaan Media Digital Learning dalam Menunjang Pembelajaran Daring Menyenangkan.” 

Praktisi pendidikan Eko Yuliyanto, S.Pd.Si, M,Pd., yang juga Dosen Universitas Muhammadiyah Semarang sekaligus pemenang sayembara MBKM adalah sosok yang mengibaratkan pembelajaran masa pandemi ini mirip sirkuit balapan. Dalam webinar tadi ia menyampaikan materi yang memberikan pencerahan kepada para peserta webinar. Materi yang disampaikan cukup kompleks, namua ia ia rangkum dalam sebuah topik yang berjudul “Media For Digital Natural Science Education as The New Normal Learning in Post Pandemic Covid-19.”

Ada 4 poin utama yang dipaparkan Eko. Dimulai dengan pemaparan terkait hikmah Covid-19. “Justru dengan adanya Covid ini ada hikmah, kita bisa mempercepat pendidikan, karena kondisi ini memaksa kita untuk mempelajari berbagai macam, sehingga proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik,” ungkapnya.

Eko juga memberikan sebuah analogi yang cukup mewakili kondisi pendidikan yang dialami oleh negara Indonesia. “Kita bisa lihat dari philosophy track, atau sirkuit untuk balapan seperti ini. Sama halnya dengan kondisi pendidikan atau pembelajaran pasti mengalami pasang surut termasuk ketika kita ingin melakukan percepatan atau inovasi-inovasi dalam pembelajaran," jelasnya.

Poin kedua, Eko menyayangkan kualitas pendidikan Indonesia di PISA (Programme for International Student Assessment) selalu jeblok sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2018. Selalu di urutan terbawah. Cukup miris memang. Pendidikan Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara lain. Eko mengingatkan bahwa nilai itu tidak boleh membuat kita pesimis dan terus harus melakukan perbaikan.

Seperti yang kita ketahui bahwa indikator yang dinilai oleh PISA salah satunya adalah science. Kondisi pandemi mungkin menjadi tantangan baru dalam pengajaran sains. Di mana pembelajaran ini sangat erat kaitannya dengan praktikum. Peralihan pembelajaran dari sekolah ke rumah menuntut para guru dan murid untuk menghentikan akvitas praktikum sebagaimana mestinya.

Di sinilah Eko menawarkan sebuah model pembelajaran yang bisa dijadikan pilihan untuk pembelajaran sains. Inquiry Based Learning. Sebuah model pembelajaran yang dianggap bisa membantu para guru untuk melakukan pembelajaran sains secara maksimal meskipun dalam kondisi yang serba terbatas. “Ini adalah salah satu model yang bisa membantu kita untuk membelajarakan sains. Sehingga proses sains itu akan terpatri kepada peserta didik,” tuturnya.

Ada beberapa keuntungan yang bisa dipetik ketika menerapkan model pembelajaran tersebut. Siswa dapat mencari hubungan sebab akibat, berpikiran terbuka, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mengevaluasi proses, serta respek terhadap data. Kemampuan-kemampuan ini sangat dibutuhkan sebagai modal untuk hidup di era digital. Era di mana seluruh informasi beredar secara bebas di kalangan masyarakat. Harapannya dengan model ini siswa dapat lebih ‘melek informasi’, sehingga bisa membedakan mana informasi yang benar dan mana yang hoaks.   

Poin terakhir yang dipaparkan oleh Eko yakni seputar software yang dapat membantu proses pembelajaran sains. Dalam kesempatan ini Eko mengenalkan dua software yang sangat memungkinkan untuk digunakan. Jamborad sebuah software yang dikembangkan oleh Google dan PhET interactive simulation, sebuah software yang dikembangkan oleh Colorado. Kedua software ini bisa diakses secara gratis oleh para guru.

Jika belum sempat mengikuti kegiatan webinar dan penasaran dengan pemaparan materi dari Bapak Eko Yuliyanto, S.Pd.Si, M,Pd., dapat Anda saksikan dalam kanal Youtube SahabatGuru.

Dan nantikan informasi-informasi penting seputar pendidikan yang akan disampaikan dalam webinar selanjutnya. 

INTAN ZUHROTUN N

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow