Penghapusan soal pilihan ganda, apakah bisa menghapus permasalahan dalam pendidikan kita?

Maudy Ayunda membuat pernyataan yang menjadi perbincangan: Dirinya mengaku akan menghapus soal pilihan ganda jika ia menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Lalu, apakah benar penghapusan ini akan membawa perubahan yang lebih baik dalam pendidikan di Indonesia?

Sep 27, 2023 - 04:58
Sep 27, 2023 - 04:57
 0
Penghapusan soal pilihan ganda, apakah bisa menghapus permasalahan dalam pendidikan kita?
foto dari instagram maudy ayunda

Selain menjadi aktris, Maudi Ayunda juga merupakan sosok yang inspirasional. Bayangkan saja, dia sudah menyelesaikan S1 nya di Oxford University dan S2 secara double-degree di Stanford University. Tidak banyak memang seseorang yang berkecimpung di dunia hiburan dan berhasil menempuh pendidikan tinggi hingga S2. Eits, baru-baru ini Maudy baru saja berpendapat jika sandainya dia menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dia berkata bahwa dia akan menghapus soal pilihan ganda jika menjadi Mendikbud!  Lantas, apakah penghapusan pilihan ganda ini merupakan keputusan yang tepat?

Soal pilihan ganda memang sudah menjadi teman akrab para pelajar di Indonesia. Soal ini dapat ditemui di latihan dan ulangan, namun seringnya ada di ujian baik UTS, UAS ataupun ujian akhir sekolah dan bahkan soal seleksi masuk perguruan tinggi. Soal seperti ini terbilang cukup menantang karena jika tidak teliti memilih opsi maka jawabannya akan salah. Walau demikian, ada juga yang mengangggap pilihan ganda merupakan bentuk soal yang sangat membantu siswa karena meskipun tidak tahu jawabannya, murid bisa saja berkesempatan memilih opsi yang benar walau persentasenya kecil.

Sekarang, Maudy Ayunda berusaha menghapus soal pilihan ganda. Dia ingin menciptakan sebuah perubahan baru dari pendidikan Indonesia. “Aku pasti akan mengubah assessment. Karena assessment itu mefilter keseluruhan yang akhirnya berdampak pada cara guru mengajar, cara siswa belajar, dan cara orang tua mengapresiasi anak-anaknya”. Dia berpendapat bahwa menghapus soal pilihan ganda merupakan keputusan yang tepat karena murid akan dipancing untuk mulai berpikir kritis menjawab soal, sehingga murid akan menerima kemampuan berpikir kritis. Lalu diharapkan juga guru akan mengubah pula cara belajarnya sehingga aspek kekritisan pikiran lebih diutamakan. (sumber: KapanLagi.com)

 

Lantas, apakah penghapusan pilihan ganda sudah tepat? Saya menilai bahwa penghapusan ini sebenarnya memiliki tujuan yang baik, hanya saja dibutuhkan perencanaan yang matang dan eksekusi yang jelas. Jika soal pilihan ganda dihapus, maka tentu saja para murid akan lebih sulit menebak-nebak ataupun menjawab pertanyaan secara asal-asalan. Dan tentu saja banyak murid yang akan merasa kesulitan, terutama bagi mereka yang jarang terasah kemampuan berpikirnya. Maka, solusinya menurut saya jika benar-benar ingin diterapkan adalah dengan melakukannya secara bertahap. Maksudnya adalah jangan tiba-tiba langsung menghilangkan pilihan ganda. Setidaknya murid harus diberi tahu dulu bahwa dalam beberapa waktu yang akan datang pilihan ganda akan dihapus. Agar tidak kaget, berikan porsi soal isian dan esay secara dimana jumlah soal dan kesulitannya ditambah secara bertahap.

Salah satu bentuk soal yang bisa dipakai adalah soal yang bersifat open-ended question sehingga murid tidak akan terpaku dengan jawaban iya atau tidak. Esensi dari Open Ended Question (pertanyaan terbuka) sendiri adalah mencari jawaban berdasarkan pengetahuan yang sebelumnya diketahui oleh orang yang menjawab. Sehingga, pertanyaan seperti ini cocok untuk menggantikan pertanyaan pilihan ganda. Adapun bagi guru, sebenarnya penghapusan ini bisa dibilang sedikit mengurangi pekerjaan mereka karena guru tidak perlu lagi membuat opsi jawaban lain sehingga dapat lebih terfokus menyelesaikan soal. Namun tetap saja, guru akan dituntut untuk membuat pertanyaan yang lebih sulit dan memancing kemampuan berpikir kritis siswa.

 

Pada dasarnya, apa yang Maudy harapkan memang baik, yaitu ingin mengubah pendidikan di negara ini agar lebih menghasilkan critical thinking mengingat output dari pendidikan kita memang terpaku pada hapalan saja. Akan tetapi, apakah pemberian Open Ended Question dapat menjadi solusi? Menurut saya bisa karena ini akan mebuat pikiran mereka lebih kritis.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Darma Putra Kusuma Wijaya Saya adalah mahasiswa jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Universitas Gadjah Mada. Saat ini saya memiliki ketertarikan dalam isu pendidikan di Indonesia