Pendidikan Ideal di Era Digital untuk Generasi Milenial

May 19, 2023 - 08:37
Jun 6, 2023 - 05:02
 0
Pendidikan Ideal di Era Digital untuk Generasi Milenial
Foto ilustrasi oleh Annushka Ahuja di Pexels

Parameter maju mundur sebuah bangsa terletak pada bagaimana kualitas pendidikannya. Pendidikan yang berkualitas tentu akan membawa dampak manfaat dan maslahah pada generasi yang akan datang. Pendidikan dari zaman ke zaman telah bertransformasi, bukan dari substansinya namun dari inovasinya. Inovasi pendidikan telah mengajak kita untuk menjadi generasi muslim yang harus bersahabat dengan teknologi namun tetap santun, tawadhu’, dan memprioritaskan aspek religiusitasnya.

Mensinergikan antara IPTEK dan IMTAQ bukanlah perkara mudah membutuhkan kesadaran semua stake holder agar kepentingan bangsa dalam mewujudkan generasi pembelajar yang relijius namun tetap santun dalam memanfaatkan teknologi. Teknologi bukan satu-satunya alat ukur maju mundurnya kualitas pendidikan, namun teknologi dapat menjadi perangkat dalam mencapai puncak kegemilangan pendidikan.

Sejarah mencatat, Islam pernah berada pada puncak kejayaan dalam bidang ilmu pengetahuan yang ditandai dengan lahirnya ulama-ulama besar, berdirinya pusat studi-pusat studi dan pengembangan keilmuan, menggeloranya semangat kajian-kajian keilmuan. Pada masa kekhalifahan Abbasiyah ke 7 Islam pernah memuncaki pusat peradaban ilmu pengetahuan dunia. Bukan tidak mungkin generasi yang saat ini kita bimbing 20- 30 tahun ke depan juga akan mengulang sejarah yang sama dengan menancapkan prestasi gemilang atas nama Islam.

Namun di balik suksesnya Islam pada puncak peradaban setelah masa itu, ada sebagian oknum yang justru terlalu puas diri atas capaian prestasi hingga lupa untuk berinovasi. Dan fakta menunjukkan saat ini kualitas keilmuan kaum muslim berjalan berada di belakang kaum lainnya. Lalu apa yang bisa kita kontribusikan agar pekerjaan rumah saat ini yakni membimbing generasi milenial selain dekat dengan teknologi namun tetap memiliki kualitas akhlak.

Pertama, bekali genarasi saat ini dengan ketawadhuan. Tawadhu’ adalah sikap rendah hati dalam bertutur kata, bertindak ataupun mengambil sebuah keputusan. Ibnu Quddamah rahimahullah mengatakan dalam pembahasannya tentang Tawadhu’: “Ketahuilah, sesungguhnya makhluk ini sama seperti makhluk lainnya, mempunyai dua sisi dan pertengahan: maka sisinya yang cenderung berlebihan dinamakan sombong, dan sisi lainnya yang cenderung kepada kekurangan dan kerendahan disebut kehinaan, dan pertengahan dinamakan Tawadhu’ dan itulah yang terpuji yaitu merendahkan diri tanpa menghinakan diri…”

Tawadhu’ menjadi kunci mudah masuknya ilmu yang diajarkan oleh guru kepada muridnya. Murid yang telah memiliki bekal tawadhu’ akan dengan mudah mengikuti arahan dari guru sehingga ada komunikasi aktif diantara guru dan murid. Dengan demikian akan terjalin transfer of knowledge sesuai dengan fitrahnya. Kita bisa mengaca ketawadhuan para sahabat khulafaur rasyidin terhadap sumber ilmu dari Rosulullah, atau para santri era 70-80an terhadap kyainya. Dengan berbekal tawadhu’ inilah harapan penerapan ilmu-ilmu akan terwujud.

Kedua, pantau tentang target belajarnya. Memiliki target prestasi adalah kewajiban setiap diri seorang muslim untuk terus berkarya dan berinovasi. Apalagi saat ini pemerintah telah mengeluarkan regulasi gerakan literasi. Seharusnya generasi saat ini memiliki kualitas dan semangat belajar yang tinggi dibanding dengan generasi sebelum-sebelumnya, sehingga kebahagiaan dunia dan akhirat akan tercapai melalui semangat belajar yang baik.

Rasulullah Muhammad SAW bersabda:“Barang siapa yang ingin sukses di dunia, maka ilmulah kuncinya. Barang siapa yang ingin sukses akhiratnya, ilmulah kuncinya. Dan barang siapa yang ingin sukses kedua-duanya juga dengan ilmu”. (Al Hadits)

Ketiga, pantau pembiasaan dan kualitas ibadahnya. Arus informasi yang setiap saat bisa kita akses di manapun kita berada terkadang menimbulkan kesan “nggampangke” (menggampangkan, menganggap mudah). Namun dalam hal ihwal ibadah kesan “nggampangke” sebisa mungkin kita tepis. Karena ibadah adalah tanggungjawab hakikinya kepada Allah SWT, maka cara melaksanakannya juga harus berada pada jalur syariah. Dengan memiliki pembiasaan dan pola ibadah yang baik, maka pendidikan ideal dalam menyongsong generasi muslim yang berakhlakul karimah akan terwujud.

Dan keempat, bekali generasi milenial dengan teknologi. Menjadi Generasi 4.0 sudah pasti sepanjang harinya akan berdekatan dengan teknologi. Islam tidak melarang umatnya untuk bersanding dengan teknologi, namun jadilah pengguna teknologi yang bertanggungjawab. Teknologi akan selalu bersifat netral, mau digunakan sebagai sarana dakwah, menjalin ukhuwah, menebar risalah teknologi memiliki fitur yang sangat mendukung. Juga pemanfaatan teknologi sebagai sarana fitnah, ghibbah, namimah, teknologipun akan siap mengantarkan kita ke jalur neraka, naudhubilah.

Oleh karenanya, peran kita sebagai pendidik, orang tua, pelajar tidak ada salahnya kita bersahabat dengan teknologi namun memiliki kontrol diri jauh lebih utama.

Dan yang kelima, buka ruang komunikasi.

Era informasi yang serba canggih mengharuskan kita untuk selalu membuka diri dengan siapapun tak terkecuali dengan anak-anak kita. Anak-anak dengan perubahan psikis yang sangat menonjol membutuhkan figur yang harus diteladani. Oleh karenanya, jika kita memperlihatkan sikap bijak, santun, berkarakter, tawadhu’, maka usaha kita dalam membekali mereka dengan ilmu pengetahun akan mudah terwujud.

Dengan memberikan lima langkah tersebut kepada generasi milenial saat ini, semoga menjadi ikhtiar yang diijabahi oleh Allah SWT. Langkah mereka masih panjang, yakinkan kepada generasi kita saat ini bahwa “ Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa yang akan datang”. Pepatah ini hendaknya menjadi motivasi agar semangat untuk berkarya dan berinovasi terus menggelora. Melihat pendidikan sebagai proses berkelanjutan, mari kita satu padukan tekad untuk bersama menguatkan substansi pendidikan agar kemutakhiran teknologi dapat menjadi pemicu lahirnya generasi pembelajar yang ideal di era digital.

Semoga.

Ariyadi, S.Pd.I

Guru PAIBP SMA Islam Al Azhar 15 Kalibanteng, Semarang

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Sahabat Guru Inspirasi Indonesia Maju