Mubarokah, Guru Yang Selalu Waspada

Mar 28, 2023 - 04:43
Mar 28, 2023 - 06:59
 0
Mubarokah, Guru Yang Selalu Waspada

Namaku Mubarokah. Kepala Sekolah di lereng gunung merapi. Tepatnya di Sekolah Dasar Negeri 2 Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Sekolahku berada di sebelah Timur puncak Gunung Merapi. Jarak dengan puncak Gunung Merapi hanya sekitar 9 kilometer. Karena itulah aku selalu waspada, agar tidak menjadi korban, tatkala gunung merapi erupsi. Begitu juga dengan murid-muridku dan guru-guru serta penjaga sekolahku. Semua harus selalu waspada.

Meski dekat puncak gunung berapi yang tergolong aktif, murid-muridku selalu tetap tenang. Seperti saat ini, meski aktivitas Gunung Merapi meningkat dalam status Waspada, murid-muridku tetap men- jalankan aktivitas seperti biasa. Masuk sekolah selalu tepat waktu jam 07.15 WIB.

Mereka sama sekali tidak terpengaruh peningkatan aktivitas gunung berapi ini. Mereka berkeyakinan peningkatan aktivitas gunung kali ini tidak sedahsyat tahun 2010 lalu, yang merengut banyak korban jiwa manusia. Alasannya energi Gunung Merapi sudah dikuras ketika erupsi tahun 2010 lalu. Begitu keyakinan kami.

Selain itu, sepanjang sejarah letusan Gunung Merapi belum pernah mengarah ke Timur, ke wilayah sekolah kami. Selama ini erupsi selalu mengarah ke Barat, ke arah Magelang dan ke Selatan, ke arah Yogyakarta.

Pada tahun 2010, ketika Gunung Merapi erupsi hebat, sekolah dan wilayah kami tetap selamat dan utuh. Tidak terkena terjangan awan panas atau wedus gembel.

Yang terjadi saat itu. kami hanya terkena hujan abu. Karena sangat tebal dan pekat sehingga kamu harus mengungsi ke tempat yang lebih aman, yakni di pendopo Kabupaten Boyolali. Setelah erupsi Gunung Merapi selesai kami segera kembali pulang ke rumah masing-masing dan beraktivitas seperti biasa, termasuk bersekolah.

Namun demikian kami selalu waspada. Karena Gunung Merapi memang sulit ditebak. Bisa meningkat sewaktu-waktu bergejolak. Seperti tahun 1994 lalu. Mesti kelihatan tenang, tiba-tba terjadi erupsi, dan merengut banyak korban jiwa, warga Turgo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Belum lagi jika puncak Gunung Merapi terjadi letusan freatik seperti pada tanggal 11 Mei tahun 2018 lalu. Gunung yang semula tampak tenang, tiba-tiba memuntahkan material debu vulkanik. Meski tidak sehebat erupsi tahun 20110, namun letusan freatik itu membuat kami kaget dan kalang kabut.

Saat itu murid-muridku kelas 6 tengah mengikuti Ujian Sekolah Ber- standar Nasional (USBN). Ketika aku membagi soal, tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Semula kami mengira, suara itu bunyi helikopter yang terbang rendah Namun ditunggu sampai lama kok bunyi itu tidak juga berhenti? Malah tambah seru. Karena itulah. Aku terus keluar dari ruang kelas menuju ke halaman sekolah.

Begitu melihat puncak Gunung Merapi, aku langsung berteriak. Minta kepada para murid dan guru segera keluar kelas dan kembali pulang ke rumah masing-masing. Karena puncak Gunung Merapi sudah diselumuti kepulan asap berwarna putih. Seketika itu juga, para orang tua murid berdatangan untuk menjemput anak-anaknya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Sahabat Guru Inspirasi Indonesia Maju