Membangkitkan Minat Membaca: Investasi Masa Depan Bangsa

Sebagai calon pemimpin bangsa, tentu saja kita banyak menaruh harapan kepada pemuda apalagi pelajar. Sayangnya, masih banyak dari pelajar ini yang malas untuk membaca buku. Padahal dari membaca buku, terkandung beragam manfaat yang akan terus mereka rasakan hingga tua. Tetapi bagaimana sih mengajak pelajar mau membaca buku?

Sep 22, 2023 - 02:25
Sep 19, 2023 - 06:40
 0
 Membangkitkan Minat Membaca: Investasi Masa Depan Bangsa
ilustrasi oleh freepik

Seperti yang kita semua ketahui, minat membaca di Indonesia masih jauh dari harapan. Hal ini terungkap dalam hasil survei tahun 2016 yang menempatkan Indonesia di peringkat 60 dari 61 negara dalam kategori World’s Most Literate Nations. Fakta memalukan ini seharusnya menjadi pemicu bagi kita untuk lebih memahami pentingnya literasi, khususnya dalam konteks membaca buku. Semua lapisan masyarakat, terutama pelajar, harus diberi dorongan untuk lebih menghargai aktifitas membaca. Mengingat pelajar adalah aset masa depan bangsa, literasi yang kuat menjadi semakin penting karena membaca membuka pintu dunia pengetahuan yang luas.

 

Namun, sayangnya, minat membaca buku di kalangan pelajar tampaknya lebih rendah dibandingkan minat terhadap hiburan seperti bermain game. Tentu saja, tidak ada yang salah dengan hiburan, namun mengesampingkan membaca buku secara terus-menerus adalah kebiasaan yang harus diubah. Pelajar harus diberi kesempatan dan insentif untuk menumbuhkan minat membaca buku, karena aktivitas ini akan membuka wawasan mereka ke dunia yang lebih luas.

 

Namun, ada sejumlah faktor penghambat yang perlu segera diatasi. Salah satunya adalah kurangnya fasilitas pendukung. Terkadang, kondisi perpustakaan di sekolah tidak terawat dan koleksi bukunya sangat terbatas. Ini dapat mengurangi minat siswa untuk membaca. Selanjutnya, ada masalah dengan hasrat membaca. Beberapa siswa menganggap membaca hanya sesuai untuk orang yang pintar, dan pandangan ini perlu diubah. Selain itu, tekanan dari teman sebaya yang meremehkan mereka yang membaca juga menjadi kendala yang harus diatasi.

 

Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya upaya konkret. Sekolah dapat memperbaiki fasilitas perpustakaan mereka dengan mengganti perabotan yang sudah usang dan menambah koleksi buku yang beragam. Selain itu, program-program yang mendorong minat membaca harus diterapkan. Sekolah dapat memberikan waktu 15 menit setiap harinya bagi siswa untuk membaca dan membuat ringkasan dari apa yang telah mereka baca. Penyediaan sudut baca di setiap ruang kelas juga dapat mempermudah akses siswa terhadap buku.

 

Namun, fasilitas yang baik hanya akan berhasil jika minat membaca buku sudah ada. Kesadaran ini harus dibangun sejak dini. Edukasi mengenai manfaat membaca buku perlu diberikan kepada siswa, dan membaca buku harus diromantisasi sebagai aktivitas yang keren dan menarik. Contoh teladan seperti Bung Hatta, yang memiliki koleksi buku yang luas, dapat dijadikan inspirasi. Dengan dukungan dari luar dan kesadaran dari dalam diri siswa, kita dapat memulai langkah awal untuk meningkatkan tingkat literasi bangsa Indonesia. Ini adalah investasi penting dalam masa depan bangsa yang lebih cerdas dan berpengetahuan.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Darma Putra Kusuma Wijaya Saya adalah mahasiswa jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Universitas Gadjah Mada. Saat ini saya memiliki ketertarikan dalam isu pendidikan di Indonesia