Kemendikbudristek Ungkap 3 Siasat Atasi Kepunahan Bahasa Daerah

Sebanyak 718 bahasa daerah yang tersebar di Indonesia, banyak yang kondisinya kritis dan terancancam punah.

Mar 1, 2022 - 08:21
Mar 5, 2022 - 04:34
 0
Kemendikbudristek Ungkap 3 Siasat Atasi Kepunahan Bahasa Daerah
Acara Merdeka Belajar Episode 17: Revitalisasi Bahasa Daerah (Youtube Kemendikbud RI)

SahabatGuru - Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim pada acara peluncuran Merdeka Belajar Episode Tujuh Belas: Revitalisasi Bahasa Daerah yang disiarkan secara live di kanal youtube Kemendikbud RI pada Selasa, 22 Februari 2022.  

“Saat ini para penutur jati bahasa daerah banyak yang tidak lagi menggunakan dan mewariskan bahasa ke generasi berikutnya, sehingga khazanah kekayaan budaya, pemikiran, dan pengetahuan akan bahasa daerah terancam punah,” Kata Nadiem.

Tak ingin bahasa daerah semakin punah, Nadiem menyampaikan tiga siasat model revitalisasi bahasa daerah yang dirancang sesuai kondisi lapangan sebagai berikut: 

Model A

Model A akan diterapkan pada bahasa daerah yang masih tergolong aman, jumlah penutur bahasanya masih banyak, dan masih sering digunakan sebagai bahasa dominan. 

"Contohnya Bahasa Jawa, Sunda, dan Bali," ujar Menteri Nadiem.

Pendekatan yang dilakukan untuk melestarikan bahasa pada model A ini dilakukan secara terstruktur melalui pembelajaran di sekolah (berbasis sekolah). Dengan pembelajaran yang dilakukan secara integratif, kontekstual dan adaptif melaui muatan lokal atau ekstrakurikuler.

Model B

Bahasa daerah model B temasuk pada kategori rentan. Karena jumlah penutur bahasanya masih relatif banyak, namun bahasa yang digunakan bersaing dengan bahasa-bahasa daerah lain. 

Seperti bahasa-bahasa di Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. 

“untuk ini, pendekatan kita bukan hanya di sekolah tapi pewarisan dalam wilayah tutur bahasa. Itu bisa dilakukan melalui komunitas-komunitas di dalam daerah. Jadi kita menggunakan satu forum tambahan untuk melakukan program ini,” jelas Nadiem.

Jadi pendekatan untuk model B pewarisan tidak hanya dilakukan secara terstruktur melalui pembelajaran di sekolah tetapi juga dengan bantuan dari komunitas-komunitas penutur bahasa untuk memberikan pembelajaran berbasis komunitas. 

Model C

Digunakan pada bahasa daerah yang memiliki resiko punah yang sangat tinggi dengan kategori kritis. Jumlah penutur bahasanya juga sangat sedikit dan terbatas. 

Contohnya: bahasa-bahasa di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. 

Pewarisan bahasa daerah untuk model C dilakukan melalui pembelajaran berbasis komunitas untuk wilayah tutur bahasa yang terbatas dan khas.

“Melalui komunitas dan juga pembelajaran dengan menunjuk dua atau lebih keluarga sebagai model tempat belajar. Jadi kita harus lebih kreatif mencari forum-forum, lokasi komunitas yang menjadi pusat kegiatan masyarakat seperti tempat ibadah, kantor desa, taman baca masyarakat untuk kita lebih agresif menjaga pelestarian dari bahasa tersebut,” terang Nadiem. 

Revitalisasi bahasa daerah menyasar pada komunitas tutur, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan siswa. 

Menurut Nadiem, tujuan akhir dari revitalisasi bahasa daerah yang pertama, agar para penutur muda menjadi penutur aktif bahasa daerah dan mempelajari bahasa daerah dengan penuh suka cita melalui media yang mereka sukai. Kedua, menjaga kelangsungan hidup bahasa dan sastra daerah.

Ketiga, menciptakan ruang kreativitas dan kemerdekaan bagi penutur bahasa untuk mempertahankan bahasanya. Keempat, menemukan fungsi dan ranah baru dari sebuah bahasa dan sastra daerah. 

"Karena bahasa bukan hanya sekumpulan kata, tetapi juga identitas dari sebuah bangsa. Maka jika bahasa-bahasa daerah punah, berarti bangsa kita kehilangan identitas," jelas Nadiem. 

Aulia A.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow