Kebutuhan Mendesak akan Pendidikan Karakter dalam Lingkungan Pendidikan di Indonesia

Kasus kenakalan (atau lebih pantas disebut kekerasan) makin banyak terjadi di Indonesia. Miridnya, pelaku sendiri bahkan merupakan siswa SD. Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat bahwa terdapat 379 anak usia sekolah menjadi korban kekerasan fisik dan perundungan sekolah dari Januari sampai Agustus 2023 (BBC, 2023). Angka ini sudah sangat mengkhawatirkan dan merupakan peringatan keras bagi pendidikan Indonesia

Nov 22, 2023 - 04:21
 0
Kebutuhan Mendesak akan Pendidikan Karakter dalam Lingkungan Pendidikan di Indonesia
ilustrasi oleh freepik

Peningkatan kasus kenakalan dan kekerasan di kalangan pelajar, bahkan melibatkan siswa SD, menjadi perhatian serius. Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat 379 anak usia sekolah menjadi korban kekerasan fisik dan perundungan sekolah dari Januari hingga Agustus 2023 (BBC, 2023). Data ini menunjukkan alarm penting bagi dunia pendidikan di Indonesia. Dalam pencarian kasus siswa, kita menemukan insiden tragis seperti penusukan mata siswi SD di Gresik dan perkelahian siswa MI di Malang. Melihat derasnya kemerosotan ini dalam sistem pendidikan, pendidikan karakter menjadi kebutuhan mendesak yang harus dihidupkan kembali.

Pendidikan karakter, dulu dikenal sebagai pendidikan budi pekerti di Indonesia, adalah usaha sadar untuk menanamkan nilai-nilai moral dalam sikap dan perilaku peserta didik. Hal ini bertujuan agar mereka memiliki sikap dan perilaku luhur (Akhlaqul Karimah) dalam interaksi dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam (Haidar, 2004). Pendidikan ini tak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter yang baik. Perbedaan antara manusia yang bermartabat dan tidak terletak pada pengetahuan dan sikapnya. Tanpa keduanya, seseorang bisa bersikap semaunya atau menjadi kurang terdidik. Idealnya, sekolah mampu mencegah murid agar tidak menjadi demikian.

Sayangnya, pendidikan budi pekerti kini tidak lagi menjadi mata pelajaran terpisah di Indonesia. Hal ini menurunkan kesadaran akan pentingnya pendidikan karakter. Namun, kasus kenakalan yang melibatkan bahkan siswa SD menunjukkan bahwa pendidikan karakter harus diaktifkan kembali. Hal ini tidak harus merampas waktu dari mata pelajaran lain; cukup diajarkan sekitar sekali seminggu agar nilai-nilai ini bisa diinternalisasi dengan baik oleh peserta didik. Pendidikan karakter ini melibatkan banyak aspek seperti keimanan, ketaqwaan, kejujuran, keteladanan, kepedulian, sopan santun, hingga kebersihan. Semua ini berkaitan erat dengan karakter siswa dan harus diajarkan sejak dini mengingat perilaku yang tidak benar sudah merasuki generasi muda.

Namun, saat membicarakan pendidikan karakter, sekolah juga harus menciptakan lingkungan yang mencerminkan karakter. Bagaimana guru-guru berperilaku di sekolah? Apakah mereka sudah menunjukkan karakter yang baik? Guru tidak hanya mengajar, tetapi juga harus menjadi teladan bagi murid tentang perilaku yang baik. Hal ini bertujuan memberikan contoh yang nyata tentang perilaku yang baik kepada murid. Pendidikan karakter langsung terlihat hasilnya karena berkaitan dengan sikap individu. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus menunjukkan sikap yang diinginkan. Penting bagi sekolah dan berbagai pihak untuk menyadari peran krusial dari pendidikan karakter ini dalam membentuk karakter dan perilaku positif pada generasi muda.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Sahabat Guru Inspirasi Indonesia Maju