Jadi Guru Kok Masih Kolot?

Zaman itu berubah, maka siapapun harus beradaptasi, termasuk guru. Guru yang tidak mau berubah dan justru mempertahankan pemikirannya yang usang hanya akan membuat pembelajaran menjadi tidak optimal

Sep 18, 2023 - 02:15
Sep 15, 2023 - 13:39
 0
Jadi Guru Kok Masih Kolot?
ilustrasi oleh freepik

Manusia dan zaman, keduanya adalah entitas yang selalu bergerak dinamis. Kehidupan kita senantiasa berubah, dan tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Perubahan dalam pendidikan adalah keniscayaan yang perlu mengikuti perkembangan zaman. Pertanyaannya adalah, apakah kita masih memiliki alasan untuk mempertahankan metode pendidikan yang sudah ketinggalan zaman?

Perubahan dalam pendidikan melibatkan banyak aspek, seperti aturan disiplin, jumlah jam pelajaran, kurikulum, dan bahkan cara pengajaran yang berubah dengan tiap generasi. Pada dasarnya, perubahan ini adalah sesuatu yang positif, karena apa yang mungkin dianggap baik pada satu waktu mungkin belum tentu optimal.

Contohnya adalah pendekatan terhadap hukuman di masa lalu. Dahulu, hukuman yang bersifat keras seringkali dianggap wajar. Namun, seiring berjalannya waktu, kita menyadari bahwa hukuman semacam itu tidak efektif. Mereka hanya menciptakan ketundukan yang palsu dan meninggalkan bekas traumatis baik secara fisik maupun mental pada siswa, yang jelas bukan tujuan dari pendidikan. Perubahan seperti ini mencerminkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana pendidikan seharusnya berlangsung.

Kemudian, ada juga perubahan seperti Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini diadopsi sebagai respons atas masalah kemampuan literasi yang rendah di kalangan pelajar Indonesia, seperti tercermin dalam skor PISA yang rendah. Perubahan ini juga dipercepat oleh dampak pandemi COVID-19, yang menyebabkan banyak siswa mengalami kemunduran pembelajaran.

Namun, masih ada beberapa guru yang enggan beradaptasi dengan perubahan ini. Terkadang, sikap ini dipicu oleh keyakinan bahwa metode lama adalah yang terbaik. Dampaknya, siswa mungkin tidak mendapatkan manfaat maksimal dari pengajaran. Sebagai contoh, jika cara guru meringkas buku tanpa memberikan penjelasan yang memadai, siswa hanya akan memiliki catatan tanpa pemahaman yang benar.

Permasalahan lain muncul ketika guru menggunakan buku yang sudah usang sebagai sumber utama pembelajaran. Walaupun ada buku yang tetap relevan, prinsip ilmu pengetahuan adalah selalu berkembang. Jika ada buku yang telah diperbarui atau materi yang lebih akurat, guru harus memberikan akses kepada siswa.

Selanjutnya, ada juga guru yang terlalu keras kepala dan menolak menerima kritik. Sikap ini hanya menghambat perkembangan pendidikan. Semua orang pada dasarnya adalah pembelajar, dan guru tidak terkecuali. Dengan belajar, kita berkembang menjadi lebih baik.

Mengapa kita harus mempertahankan cara yang sudah usang ketika dunia terus berubah? Seorang guru memiliki tanggung jawab besar, yaitu membimbing siswa agar cerdas dan berperilaku baik. Jika guru bersikeras pada metode lama yang tidak efektif, maka pendidikan yang baik tidak dapat terwujud.

Kita tidak boleh terjebak dalam masa lalu hanya karena seseorang adalah "lebih tua dan lebih berpengalaman." Sebaliknya, mari kita terbuka terhadap perubahan dan terus memajukan pendidikan agar sesuai dengan kebutuhan masa depan. Kita tidak ingin terdampar di tahun 1990 ketika dunia sudah memikirkan tahun 2050.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Darma Putra Kusuma Wijaya Saya adalah mahasiswa jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Universitas Gadjah Mada. Saat ini saya memiliki ketertarikan dalam isu pendidikan di Indonesia