GURU KUNCI BUDAYA SEKOLAH YANG POSITIF

Ingin membuat budaya sekolah Anda positif? Berikan suara dan pilihan pada guru-guru. Budaya positif dimulai dengan memperlakukan guru seperti laiknya seorang profesional di bidangnya. Yakni: mendidik dan mengajar.

Banyak guru tidak bisa mengembangkan potensi dan kreatifitasnya karena dibebani tugas-tugas administrasi yang tidak semestinya. Belum lagi mereka harus mempersiapkan banyak waktu dan kesempatan untuk mengikuti standarisasi, tes status kepegawaian dan lain-lainnya. Ini semua memakan energi.

Di sisi lain banyak aspirasi guru tidak ditanggapi dengan wajar. Mereka merasa seperti profesional yang tidak dianggap serius. Padahal gagasan mereka dapat membantu meningkatkan pembelajaran siswa dan berkontribusi pada budaya sekolah yang positif. Guru membutuhkan saluran aspirasi dan pilihan. Mereka membutuhkan keamanan dan izin untuk menyumbangkan suara mereka pada keputusan yang bisa mempengaruhi sekolah. Guru juga membutuhkan kebebasan untuk membuat pilihan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri.

Berikut beberapa saran agar para guru menciptakan budaya sekolah yang positif:

1. Biarkan guru mengatur ruang kelas mereka.

Berikan guru otoritas dan kendali dalam pengajaran mereka. Guru dapat merancang tata ruang kelas mereka sendiri. Biarkan mereka membawa perabotan, lampu dan tanaman sendiri. Di sinilah mereka menghabiskan sepanjang hari; biarkan mereka menggunakannya sesuai keinginan mereka. Siswa berhak atas berbagai lingkungan belajar yang disesuaikan oleh guru kreatif. Guru layak bekerja di ruang di mana mereka merasa nyaman.

2. Mengajar yang dia minati.

Jangan paksa guru mengajar mata pelajaran yang tidak diminatinya. Biarkan guru memilih. Kebebasan ini akan membuatnya fokus pada bidang yang mereka ajarkan. Individu dewasa akan bertanggungjawab atas pilihan-pilihannya. Begitu juga guru. 

3. Buat evaluasi dua arah

Evaluasi membuat banyak guru stres, dan stres tidak akan membuat pertumbuhan dan kemajuan. Kepala sekolah dan guru senior bisa membuat evaluasi dengan cara menanyakan kepada mereka hal-hal apa yang mereka sukai. Tanyakan bagaimana sekolah dapat mendukung para guru sehingga mereka meningkatkan kualitas pengajaran. Guru akan tumbuh baik jika mereka menerima umpan balik yang positif. Hormati guru Anda dengan memberi mereka kesempatan untuk tumbuh.

4. Libatkan guru dalam membuat keputusan.

Guru sering merasa dipinggirkan dalam banyak keputusan besar. Misalnya, tentang kurikulum dan alokasi penggunaan anggaran sekolah (seperti BOS). Sebagian besar sekolah beroperasi dari hierarki top-down. Jadilah lebih demokratis. Beri guru Anda kesempatan untuk terlibat dalam beberapa keputusan penting sekolah. Masukkan guru dalam rapat komite dan dengarkan gagasan mereka.

5. Guru, jantung kurikulum.

Guru adalah sumber daya terpenting yang dimiliki sekolah. Bukan kurikulum. Kebijakan otoritas pendidikan sering kali menghancurkan bakat guru. Sebagai contoh, izinkan guru untuk menggunakan pembelajaran berbasis proyek atau bereksperimen di kelas mereka. Sekolah harus mendukung guru yang mengambil risiko untuk mencoba hal-hal baru.

6. Berikan peluang kepemimpinan.

Guru yang tidak berminat menjadi administrator hanya memiliki sedikit peluang untuk pertumbuhan pribadi dalam kepemimpinan. Pertimbangkan kesempatan bagi guru untuk terlibat dalam kepemimpinan di sekolah, delegasikan mereka mewakili sekolah dalam rapat-rapat di dinas. Kepala sekolah harus lebih kreatif memberi peluang bagi guru-guru terbaik.

Manfaatnya sangat besar. Kegembiraan akan menyebar ke seluruh gedung sekolah karena para guru termotivasi dan bersemangat mengajar siswa-siswa mereka. Akhirnya budaya sekolah yang hebat akan terbentuk. Dan sekolah Anda akan menjadi tempat di mana orang ingin bekerja dan tempat siswa ingin belajar. Semua orang menang ketika kita benar- benar memperlakukan guru sebagai profesional dan memberi mereka suara dan pilihan.