Bendung Kepunahan Bahasa, Kemendikbudristek Revitalisasi Bahasa Daerah

UNESCO mengumumkan bahwa 200 bahasa daerah di dunia mengalami kepunahan dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Indonesia menyumbang 11 bahasa daerah yang sudah dinyatakan punah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melakukan upaya revitalisasi bahasa daerah.

Feb 23, 2022 - 06:05
Feb 23, 2022 - 06:37
 0
Bendung Kepunahan Bahasa, Kemendikbudristek Revitalisasi Bahasa Daerah
Menterian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Merdeka Belajar Episode 17: Revitalisasi Bahasa Daerah, Selasa (22/2/2022). (Doc. Kemendikbudristek)

SahabatGuru - Faktanya, dari 718 bahasa daerah di Indonesia 25 di antaranya dinyatakan hampir punah, 6 dinyatakan kritis, dan 11 sudah dinyatakan punah. Atas dasar itu Kemendikbudristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, melakukan revitalisasi bahasa daerah serta memasukkannya sebagai prioritas program Merdeka Belajar.

“Pak Menteri dengan tiada rasa ragu langsung mendukung secara penuh, bahkan pada hari ini menunjukkan dukungan kuatnya tersebut. Melalui pencanangan dan peluncuran program revitalisasi bahasa daerah dengan menjadikannya sebagai salah satu bagian dari platfoam Merdeka Belajar yang menjadi bendera program dan kebijakan pak Menteri,” kata Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz di acara Program Merdeka Belajar episode ke-17 pada Selasa, 22/02/22.

Dalam peluncuran program Merdeka Belajar, yang bertepatan dengan hari Bahasa Ibu International, Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarin menyampaikan penyebab utama dari punahnya bahasa daerah adalah penutur jatinya tidak lagi mengunakan bahasa daerahnya yang secara otomatis hilang di generasi selanjutnya.

Ia menyebutkan bahwa bahasa daerah bukan sekedar kumpulan kata, melaikan identitas dari bangsa Indonesia. Bahasa daerah juga merupakan khazanah kekayaan kebinekaan budaya Indonesia.

“Kekayaan terbesar kita adalah kebinekaan kebudayaan, itu adalah kekayaan terbesar kita. Jika kekayaan bahasa kita punah,  berarti kehilangan identitas, kehilangan kebhinekaan, kita hilang bukan hanya sejarah, kita hilang semua kearifan lokal yang ada,” tutur Nadiem.

Mendikbudristek dalam revitalisai bahasa daerah berprinsip, selain memproteksi tetapi juga menginovasikan dengan mengembangkan bahasa. Dalam revitalisai bahasa nantinya akan adaptif sesuai dengan daerah, dan masyarakat tuturnya dengan aturan yang berbeda sesuai daerah masing-masing.

Revitalisasi ini berfokus pada regenerasi di generasi berikutnya yaitu penutur muda di tingkat sekolah dasar dan menengah. Serta hasil kreasi dari penggunaan bahasa, fokusnya adalah kreatifitas dan kemerdekaan dalam berkreasi.

Sasaran dari revitalisasi ini adalah komunitas tutur, guru, kepala sekolah dan pengawas serta siswa. Targetnya adalah 1.491 komunitas pegiat bahasa, berupa pelibatan intensif para maestro, pegiat pelindungan bahasa dan santra dalam penyusunan model pembelajaran, pengayaan materi dalam kurikulum dan perumusan muatan lokal kebahasaan dan kesastraan bahasa daerah.

Sedangkan untuk guru adalah 29.370, dan 17.955 kepala sekolah, serta 1.175 pengawas. Programnya adalah melatih guru utama dan guru bahasa daerah, yang mengadopsi prinsip fleksibel, inovatif, kreatif, dan menyenangkan untuk siswa dan sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Serta membangun kreativitas melalui bengkel bahasa dan sastra.

Untuk siswa, menyasar 1.563.720 dari 15.236 sekolah. Dalam hal ini siswa dapat memilih materi sesuai minatnya sehingga siswa bangga mengunakan bahasa daerah dalam komunitasnya. Selain itu siswa juga didorong untuk mempublikasikan karyanya dan puncaknya akan ada di festival yang berjenjang hingga provinsi.

Sebanyak 38 bahasa daerah dari 12 provinsi menjadi objek revitalisai pada 2022. Ke 12 provinsi itu adalah Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, NTT, NTB, Kalimatan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

Tujuan dari revitalisasi ini adalah penutur muda menjadi penutur aktif dan mempelajari bahasa daerah dengan suka cita, menjaga kelestarian bahasa dan sastra daerah, menciptakan ruang kreativitas serta menemukan fungsi dan ranah baru bahasa dan sastra daerah.

Galih N

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Muh Galih Nirboyo Lulusan UIN Raden Mas Said Surakarta, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Penggantung harapan dalam setiap huruf dan kata.