Guru, Ingat Belajar Itu Tak Selalu Lewat Dikte

mengajar murid bukanlah hanya sekedar mendiktekan pelajaran kepada murid. Lebih dari itu, guru harus berusaha agar murid bisa benar-benar memahami pelajaran. Cukup disayangkan karena ada guru yang hanya mengajar dengan cara mendiktekan. Contohnya seperti menyuruh meringkas pelajaran dari buku. Padahal sehebat apapun isi buku, kehadiran guru tetap diperlukan untuk memmberikan penjelasan terhadap sebuah materi

Jan 8, 2024 - 10:19
Jan 5, 2024 - 10:48
 0
Guru, Ingat Belajar  Itu Tak Selalu Lewat Dikte
ilustrasi oleh freepik

Mengajar bukan hanya tentang menyampaikan informasi kepada murid. Seorang guru juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa siswa benar-benar memahami pelajaran tersebut. Namun, disayangkan, ada beberapa kasus di mana guru hanya mengandalkan metode mendikte. Misalnya, mereka hanya meminta murid untuk meringkas isi buku tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Padahal, kehadiran guru sangatlah penting untuk menjelaskan dan memberikan wawasan lebih dalam terkait materi tersebut. Pendekatan belajar seperti ini hanya membuat murid menghafal informasi tanpa benar-benar memahaminya. Namun, menurut taksonomi Bloom, menghafal hanya merupakan tingkatan kognitif yang paling rendah; di atasnya masih ada kemampuan untuk memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (Gamal dalam Serupa.id, 2022). Oleh karena itu, sebaiknya hindari pengajaran yang hanya terfokus pada mendiktekan informasi kepada murid.

Beberapa guru meminta murid untuk merangkum materi dari buku, yang pada dasarnya merupakan langkah baik untuk mendorong siswa agar lebih aktif membaca bahan ajar. Namun, menjadikan hal tersebut sebagai satu-satunya pendekatan dalam mengajar merupakan pilihan yang kurang tepat. Tidak semua murid memiliki kemampuan atau motivasi untuk belajar secara mandiri. Oleh karena itu, kehadiran guru dalam memberikan pemahaman lebih lanjut terhadap materi sangatlah penting. Jika guru hanya mengandalkan buku sebagai satu-satunya sumber pelajaran, apa lagi peran seorang guru? Jangan sampai guru hanya mendikte informasi kepada murid sehingga mereka terlalu bergantung pada buku atau sumber bacaan lainnya. Sebagus apapun bacaan tersebut, siswa tetap memerlukan bimbingan guru untuk memahami secara mendalam.

Dalam batas tertentu, pendekatan mendikte bisa digunakan untuk membangun pondasi pemahaman pada siswa. Namun, hal tersebut seharusnya tidak menjadi tujuan akhir. Guru juga harus mendorong siswa untuk berpikir kritis. Misalnya, seorang guru bisa saja mengajarkan bahwa 6 dikali 3 hasilnya 18, tetapi penting juga bagi guru untuk menjelaskan mengapa hasilnya 18.

Oleh karena itu, jangan hanya mengandalkan metode mendikte. Hal ini dapat memberikan pemahaman awal, namun tidak mendorong siswa untuk berpikir kritis. Perlu ada tambahan pendekatan, seperti latihan soal analitis, diskusi, dan penjelasan materi yang lebih mendalam. Materi yang diberikan oleh guru bukanlah pengetahuan yang harus dimasukkan begitu saja ke dalam pikiran siswa. Belajar bukanlah sekadar pengisian informasi kepada murid, tetapi harus melibatkan hubungan dua arah yang memungkinkan siswa untuk bertanya dan terlibat aktif dalam proses belajar. Oleh karena itu, guru sebaiknya tidak hanya mengandalkan metode mendikte kepada murid. Ini dapat membatasi pertanyaan siswa dan menghambat proses belajar yang seharusnya menjadi proses interaktif dan dinamis.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Darma Putra Kusuma Wijaya Saya adalah mahasiswa jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Universitas Gadjah Mada. Saat ini saya memiliki ketertarikan dalam isu pendidikan di Indonesia