BELAJAR DARI KESUKSESAN SAGUSABU DAN SASISABU DI AGAM

May 12, 2023 - 02:33
May 8, 2023 - 01:14
 0
BELAJAR DARI KESUKSESAN SAGUSABU DAN SASISABU DI AGAM
Foto ilustrasi di Freepik

Berkomitmen melahirkan sebuah karya tulis itu tak mesti menunggu kita benar-benar siap. Ternyata, saran tersebut bukan pepesan kosong. Buktinya, SMPN 3 Ampek Angkek di Nagari Batu Taba, Ampek Angkek, Kabupaten Agam, sekolah yang baru berdiri, dan pertama menerima siswa baru ada tahun ajaran 2017/2018 lalu, mampu mewujudkan program Satu Guru Satu Buku (SAGUSABU) dan Satu Siswa Satu Buku (SASISABU) pada awal tahun 2018 lalu. Sekolah ini telah mampu melahirkan 85 karya.

Tak pelak, Bupati Agam Indra Catri yang hadir dalam acara launching buku langsung mengapresiasi kerja keras seluruh warga SMPN 3 Ampek Angkek. Pada kesempatan itu pula Bupati Agam mengimbau sekolah-sekolah lain di Agam agar dapat mengikuti jejak SMPN 3 Ampek Angkek yang merupakan sekolah termuda itu. Seperti kita tahu, SMPN 3 Ampek Angkek baru memiliki siswa kelas VII.

Tak lupa, orang nomor satu di Agam itu juga meminta kepada setiap sekolah agar selalu mendokumentasikan hasil karya siswa untuk bisa dijadikan buku. Dokumen itu dapat berupa hasil fotografi, puisi, cerpen, kerajinan tangan dan lain nya. Secara spontan, Bupati memberikan bantuan Rp5 juta untuk penerbitan buku- buku karya warga SMPN 3 Ampek Angkek.

Keberhasilan di atas berawal dari keikutsertaan kepala SMPN 3 Ampek Angkek, Yetti Yulia, beserta wakilnya dalam pelatihan penulisan buku di Jakarta pada Oktober 2017. Tak menunggu waktu lama, sepulang dai pelatihan, kepala sekolah lantas menyusun sebuah program yang disebut SAGUSABU dan SASISABU itu. Tak hanya sampai di situ, Yetti berhasil membangun komitmen bersama seluruh warga sekolah untuk dapat melahirkan satu buku bagi seorang guru, dan satu buku oleh seorang siswa.

Menulis bukanlah kegiatan yang asing dalam kehidupan kita. Apalagi kita sebagai seorang pendidik. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa, dan cara menjalin komunikasi. Melalui tulisan kita dapat menyampaikan ide, gagasan, dan perasaan yang ada dalam hati.

Meski demikian, masih banyak orang mengatakan bahwa menulis adalah pekerjaan yang sulit. Tidak sedikit orang mensyaratakan bakat untuk dapat menulis. Benarkah? Menurut saya tidak. Menulis itu mudah, semudah berbicara. Bukankah menulis itu merupakan berbicara melalui teks? Dengan rumusan ini, bila kita telah menguasai topik yang akan kita tulis, kita dapat memulai dengan merekam omongan kita, dan setelah itu ditranskrip. Jadilah tulisan kita, tentu setelah dilakukan beberapa penyesuaian di sana-sini, terutama mendisiplinkan struktur bahasa dan tulisan.

Pada dasarnya apa itu tulisan, dan apa makna aktivitas menulis itu? Pertama, menulis adalah sarana untuk self expression. Melalui tulisan, kita pada dasarnya sedang mengeksperesikan perasaan, pikiran dan keinginan. Dengan kata lain, melalui tulisan, kita dapat mengeluarkan unek-unek kita secara bebas. Eksperesi yang kita tuangkan dalam bentuk tulisan tersebut biasanya berawal dari sebuah perasaan dan pemikiran.

Kedua, menulis adalah ajang untuk personal building. Dengan menulis kita dapat membangun citra diri sebagai orang yang berwawasan, memiliki intelek tualitas tinggi dan berkualitas. Artinya, tulisan yang kita lahirkan menjadi iklan tentang diri kita dan berhak dilihat orang lain. Melalui tulisan, kita kelak memperoleh relasi baru tanpa kita duga sebelumnya. Kenapa? Karena orang tersebut ternyata pernah membaca tulisan kita tanpa pernah kita ketahui kapan dan di mana. Menjadi terkenal adalah salah salah satu ‘risiko’ kita menulis.

Ketiga, menulis adalah sarana untuk membangun self confident. Ketika orang berani menulis, ketika itu kita sesungguhnya tengah menunjukkan kepercayaan diri. Bagaimana cara menumbuhkan rasa percaya diri itu? Ya, mulai saja dengan menulis. Dari sana kita akan akan tahu kelemahan kita dalam bergagasan, dan makin lama kemampuan kita kian terasah. Sudah pasti, ketika karya kita semakin bagus, kepercayaan diri kita terus bertambah, apa lagi bila ada sebentuk pengakuan publik. salah satu bukti pengakuan publik adalah ketika naskah kita diterbitkan atau dipublikasikan oleh media massa atau jurnal.

Keempat, menjadi penulis artinya kita siap menjadi agent of change. Sebab, tulisan kita dapat mempengaruhi puluhan hingga ratusan orang. Itulah kekuatan sebuah tulisan. Apabila tulisan kita menarik, dan disetujui orang, maka mereka lantas menulis atau membuat keputusan dengan menyertakan gagasan-gagasan itu. Itulah hakikat bahwa menjadi penulis berarti telah bertindak sebagai agen perubahan.

Kelima, tulisan sebagai media sharing ide. Melalui tulisan kita bisa berbagi ide dan pengalaman. Hal itu mengandung maksud bahwa kita telah berhasil menjadi teladan yang layak untuk ditiru orang lain.

Keenam, tulisan adalah profit making. Banyak orang belum mengetahui bahwa menulis tidak mendatangkan keuntungan yang besar pada dasarnya tidak selalu benar. Dengan menulis justru kita bisa mendapatkan banyak keuntungan menulis secara finansial.

Ketujuh, menulis membuat hidup kita menjadi lebih sehat. Dengan menu angkan berbagai ide dan pemikiran, kita secara tidak langsung telah menghilangkan satu garis keriput di kantong mata kita. Selain itu, menulis juga bisa mengencangkan kulit dan menyehatkan pikiran.

Dan, kedelapan, tulisan adalah sarana untuk berdakwah. Melalui tulisan siapa saja dapat menjadi penceramah tanpa mimbar. Satu ayat yang kita kutip pun dapat menjadi sebuah tulisan yang bermanfaat bagi orang lain. Mungkin, melalui pemahaman sederhana seperti uraian di atas Program SAGUSABU dan SASISABU SMPN 3 Ampek

Angkek terwujud. Kita belum bicara seperti apa kualitas ke-85 buku yang telah di- hasilkan. Apa pun itu adalah bukti penting dari realisasi program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang dicanangkan Kemen- terian Pendidikan dan Kebudayaan. “GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik, “ kata Yetti Yulia. SAGUSABU dan SASISABU adalah pencapaian literasi penting dan pertama di Sumatera Barat. Bagaimana dengan daerah Anda?.

Maswir Chaniago

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Sahabat Guru Inspirasi Indonesia Maju